di tepi hutan cemara
dibawah pokok di tepi sungai
dengan wajah lesuh memandang banyangan diri
bercermin pada riak sejuk air yang mengalir
sesekali dihempaskan kaki-kaki telanjangnya meyibak ari
hingga berhambur terpecah belah
di ujung hari di awal senja
tubuh lusuhnya berselimut harap dan cemas
mencoba membawa biduk yang semakin sarat
hanya harap yang mampu membawanya tetap diarah
walau seskali angin coba menghempaskannya
di tepi hutan cemara
di ujung hari di awal senja
akankah diri terbawa mimpi
mimpi yang coba mematri diri
dalam langit-langit penuh ilusi
Tangsel, 9 Maret 2011