23 September 2004

Harap

semoga dalam dada ada rasa saling memiliki
semoga dalam hati masih ada saling serasa
semoga dalam ucap selalu ada ilah

22 September 2004

"Lama Hati Menanti Rembulan"

Lama hati menanti ketenangan
sudah lampau diri tersiksa
tertanam dalam liang-liang tanpa lobang
gelap tanpa keredupan

Lama hati ini menanti rembulan
saat gelap diantara puing-puing mentari
yang melepuh siang kemarin

.................

15 September 2004

Semalam Hanya Ada Bintang

Semalam hanya ada bintang
tanpa rembulan walau temaram
semalam hanya ada satu bintang
menerangi jagat penuh rona hitam
rembulan tlah terenggut
terbawa tangan halus ke persemayamannya

kita hanya bisa menunggu siang
walau tak tau apakah tak sekelam ini malam
namun ada mentari yang tlah memudar
hanya cukup tuk bersandar
dari gulita yang bersemayam

mengertilah...
dunia sudah merenta
dan tlah kau tusuk pula...

Makassar, 15 September 2004

12 Agustus 2004

"Sejak Itu"

Sejak itu langit kelabu
sejak itu burunpun seakan enggan berkicau
angin tiada hembusan lagi
daun kering berguguran
bungapun tertunduk layu tanpa harum lagi

Lelah yang kuderita
membawaku ke alam penderitaan
tiada daya yang dapat ku pancarakan
hanya erangan yang seksekali aku dendangkan

Tubuhku remuk tanpa rupa
hanya nanar pandangan yang menjelma
lewati detik dan waktu
sembari sesali tiada henti

Sejak itu aku tersesat dirimba kehidupan
melangkah kaki jejak penuh duri
hingga darah dan nanah yang terjejaki
dan akhirnya....
aku rebah tak sadarkan diri...

Makassar, 12 Agustus 2004

10 Agustus 2004

"Kutahu Namun Ku Tak Mampu"

Sepekat harapan yang ada dalam dada
hanya tinggal gulita menemani
rintihan terdengar dalam kerinduan diri
terhimpit diantara luka dan derita

Kucuba berucap dalam diamku
kucoba tertawa dalam tangisku
hingga yang ada hanya kehampaan
dan kekosongan raga dan jiwa

Kuingin mendekat-Mu
namu...terasa ada tangan kekar mencegahku
mengalihkanku dari titik-Mu
hinga rebah tubuhku dalam kelam dinding hati

Ya Robb...
kutak mampu memdekat-Mu dalam tangan terbelenggu
kuhanya bisa sebut nama-Mu..dan kehampaan


Tuhan...
aku tahu namun ku tak mampu

27 Juli 2004

Puisi 3

Tak Tahu

Kau yang kusayang

Walau hanya sebatas bayang

Senyumlah untukku

Karna itu begitu berarti bagiku



Kau yang kukasih

Walau hanya sebatas mimpi

Buailah hati ini dengan kasihmu

Karna tak sanggup slalu menunggu

Berikanlah sayangmu kini

Walau hanya dalam mimpi menjelang pagi



Kau yang kurindu

Walau hanya kuukir di kalbu

Karna tak sempat ucapkan rasa itu

Namun ijinkan aku selalu merindu

Dan biarkan bayangmu selalu menemaniku

Sepanjang hari sepanjang waktu


Makassar, 24 Juni 2001


Izinkan Aku


Izinkan aku untuk mencintaimu

Karna cinta tiadalah berkehendak

Walupun harus kubayar dengan rasa rindu

Aku rela untuk selalu menantimu

Walau seabad kan kutunngu



Izinkan aku selalu menyayang

Wlau kau hanya selintas bayang

Dalam gelap tanpa penerang

Walau hanya secercah cahaya lilin

Kau tenggelam dalam gulita

Yang tinggal impian semata



Biarkan angin berhembus pelan

Karna ia kan membawa kembali

Mimpi yang tlah lama hilang

Bersama rintik gerimis menjelang petang

Seusai terik mentari siang



Peja,kan matamu pelan

Rasakan detak jantungmu didada

Rasakan darahmu mengalir pelan

Tarik nafas panjang…lalu hempaskan

Kau kan rsakan kedamaian

Walau hanya dalam bayangan
Makassar, 29 Juni 2001



Yang Kurindu

Saat kau tinggalkan daku

Dimana daku sangat memerlukanmu saat itu

Kau berlalu tinggalkan diri ini ditepi simpang jalan

Hanya rindu yang kini aku punya

Dan hanya bayangmu yang kini slalu membayang

Dalam malammalam menjelang pagi

Kau yang kini tinngi diawan

Tak terjangkau lambaian tangan

Hanya suaramu sesekali terngiang

Menemani diriku dalam kepedihan



Kurindu dirimu dalam detik dan waktu

Kuingin dirimu hadir kembali dalam hidupku

Namun…serasa itu tak mungkin

Karna dirimu tlah begitu jauh

Kutatap gambarmu kala bersama

Saat suka dan duka kita lalui bersama



Namun kini kusendiri jalani hidup

Tanpa dirimu, sepi dan sunyi

Hanya gambarmu ini yang selalu menemaniku

Sunyi ….sepi….tanpa dirimu

Hanya bayangbayangmu yang selalu menemaniku dalam mimpimimpi menjelang pagiku
Makassar, 28 Juli 2001

Kutanya Pada Malam

Kutanya pada malam

saat sang bulan tiada benderang

saat bintang pun terasa menghilang

dimana kan kutemukan satu bayang-bayang

yang meneduhkanku dalam kebimbangan

dan memelukku dalam kedinginan



Kutanya pada malam

saat lelah menerpaku

manghantuiku setiap waktu



Tiadakah ini kan berlalu

meninggalkanku sendiri

tanpa kebimbangan dan keraguan lagi

walau sendiri meniti hidup ini



Yang aku tau sekarang

aku merindumu

tapi rinduku terbalut sepi

tanpa sosokmu pasti

Aku merindumu saat ini........

Makassar, 05 Juli 2003

Puisi 2

Sepenggal Harapan



Sepenggalan harapan yang kupendam

Adalah tuk bersama denganmu

Walau harus kusebrangi lautan

Atau kudatangi bentangan awan

Aku takkan pedulikan



Setiap saat setiap waktu

Bayang wajahmu slalu dihatiku

Tersenyum, membawa lupakan waktu

Alunan suaramu jadi teman setiaku

Menghantarkanku kealam seribu janji



Sayang akankah dirimu

Kan hadir dihadapanku

Walau hanya sepenggal waktu

Itukan berarti sangat untukku
Makassar, 29 Mei 2001



Jangan Kau Pendam



Andai….

Ada rasa sayang

Katakanlah sayang

Karna jika esok
Mungkin…dia tlah berpunya



Andai dihatimu ada rasa rindu

Ucapkanlah dahulu

Karna andai hari berlalu

Mungkin esok hanya ada cemburu



Andai ada rasa cinta

Untuk apa kau pendam

Hanya kan jadi sesak di dada

Biar orang kan kata apa

Karna cinta tak kenal kasta



Sayang dia apa adanya

Jangan sakiti hatinya

Karna itu kan jadi sesak didada

Dan pilu dahati



Sayang dia apa adanya

Dan ucapkan itu sekarang


Makassar, 4 Juni 2001





Sepanjang Jalan


Sepanjang jalan ini tlah kutelusuri

Namun jejakmu tak kutemui

Hanya bayangmu sesekali melintas

Di ujung jalan ditemaram rintik hujan



Tlah kusemai benih sayang

Namun yang kupetik penderitaan

Tlah kutabur rasa rindu

Namun yang kugenggam pilu



Andai angin kan membawaku kesana

Pastikan kubersandar dalam hembusnya



Ku kan coba pahami arti diri

Mungkinkah hati ini kan kembali

Kan kubiarkan rasa itu musnah dikikis musim semi

Karna esok mentari bersinar asri

Mambawa diri dalam impian hati



Makassar, 5 Juni 2001



Kasih



Kasih,…….

Kau yang beri udara dalam nafas cintaku

Kau yang beri warna dalam lukisan asmaraku

Kau yang beri air dalam kolam kalbuku

Kau yang beri cinta dalam asmar dan rinduku


Makassar, 9 Juni 2001








Kasih dalam Syair




Malam kian larut

Dan saat ini aku makin merindumu

Rindu akan senyum dan tawamu

Kulalui harihari tanpa hadirmu

Kupijaki waktu demi waktu

Tanpa dirimu disisiku……



Makassar, Juni 2001

Puisi 1

Sepi…..rindu

Makassar, 27 Januari 2002

Kembali ku ingat dirimu

seperti hari-hari kemarin

tanpa dirimu disisi

hanya bayangmu selalu menepi

dalam dinding-dinding hati



Kurindu dirimu temani

dihari-hari sepi ini

namun kutahu pasti

tak semudah dalam sepi

sepi dalam rindu ini



Waktu begitu pelan tersaji

temani daku di ujung hari

lewati waktu-waktu tak bertepi

yang kembali buntu dalam sendiri



Aku rindu saat ini


Sajak Cinta

Makassar, 02 Februari 2002

Sajak ini ini sajak cinta

Kutulis saat pagi ceria

Saat mentari memadu cinta

Pada bumi mendamba cahaya



Sajak ini sajak cinta

Kutulis saat embun menggantung

Diatas daun hijau merimba

Pada ranting yang melambai pelan



Sajak ini sajak cinta

Kurangkai lewat alur nafasku

Yang pelan menanti sosok bayangmu

Pada mimpi-mimpi malamku



Sajak ini sajak asmara

Kurangkai saat hati belajar meronta

Saat rindu terhalang waktu dan tempat

Pda dindingdinding renta



Sajak ini sajak cinta

Sajak asmara

Cintaku asmaramu

Asmaraku cintamu

Satu

Moy

Makassar, 05 Februari 2002



Moy,

Detik begitu lama berdetak

Menit, jam dan haripun lamban

Seakan enggan beranjak dari tempat

Terpaku dalam helaan nafas panjang



Moy,

Begitu berat hari kulalui

Tanpa dirimu disisi

Hanya bayangmu yang slalu menghampiri

Lewat khayal dan alam mimpi

Seumpama kau ada disisi

Kan kurengkuh dirimu pasti

Kan kucurahkan semua isi hati

Kan ku hiasi dirimu dengan lagu dan puisi

Dan harumnya semerbak melati



Moy,

Aku tahu aku merindumu

Sedalam batin sedalam kalbu

Saat ini aku juga tahu

Hanya bisa memujamu

Dan mematrinya dalam baitbait rindu



Moy,

Aku rindu serindurindunya
Hempas

Makassar, 07 Februari 2002



Dalam sebuah gubug ditengah sawah

Semilir angin meninabobokan batangbatang padi

Berbantal pematang rindukan dendang

Lagu gembala menyanjung alam



Dalam sebuah gubug ditengah sawah

Gemercik air mengalir pelan

Pada segenggam asa nyang hilang

Terbang bersama sang elang

Luluh bersama sang embun terbawa siang



Dalam sebuah gubug ditengah sawah

Hempaskan hayalku dalam nyata

Tiada tanpa Ada

Angin bukan namanya angin jika tanpa hembusan

Hujan bukan hujan bila tanpa air

Puisi 1

Sepi…..rindu

Makassar, 27 Januari 2002

Kembali ku ingat dirimu

seperti hari-hari kemarin

tanpa dirimu disisi

hanya bayangmu selalu menepi

dalam dinding-dinding hati



Kurindu dirimu temani

dihari-hari sepi ini

namun kutahu pasti

tak semudah dalam sepi

sepi dalam rindu ini



Waktu begitu pelan tersaji

temani daku di ujung hari

lewati waktu-waktu tak bertepi

yang kembali buntu dalam sendiri



Aku rindu saat ini


Sajak Cinta

Makassar, 02 Februari 2002

Sajak ini ini sajak cinta

Kutulis saat pagi ceria

Saat mentari memadu cinta

Pada bumi mendamba cahaya



Sajak ini sajak cinta

Kutulis saat embun menggantung

Diatas daun hijau merimba

Pada ranting yang melambai pelan



Sajak ini sajak cinta

Kurangkai lewat alur nafasku

Yang pelan menanti sosok bayangmu

Pada mimpi-mimpi malamku



Sajak ini sajak asmara

Kurangkai saat hati belajar meronta

Saat rindu terhalang waktu dan tempat

Pda dindingdinding renta



Sajak ini sajak cinta

Sajak asmara

Cintaku asmaramu

Asmaraku cintamu

Satu

Moy

Makassar, 05 Februari 2002



Moy,

Detik begitu lama berdetak

Menit, jam dan haripun lamban

Seakan enggan beranjak dari tempat

Terpaku dalam helaan nafas panjang



Moy,

Begitu berat hari kulalui

Tanpa dirimu disisi

Hanya bayangmu yang slalu menghampiri

Lewat khayal dan alam mimpi

Seumpama kau ada disisi

Kan kurengkuh dirimu pasti

Kan kucurahkan semua isi hati

Kan ku hiasi dirimu dengan lagu dan puisi

Dan harumnya semerbak melati



Moy,

Aku tahu aku merindumu

Sedalam batin sedalam kalbu

Saat ini aku juga tahu

Hanya bisa memujamu

Dan mematrinya dalam baitbait rindu



Moy,

Aku rindu serindurindunya
Hempas

Makassar, 07 Februari 2002



Dalam sebuah gubug ditengah sawah

Semilir angin meninabobokan batangbatang padi

Berbantal pematang rindukan dendang

Lagu gembala menyanjung alam



Dalam sebuah gubug ditengah sawah

Gemercik air mengalir pelan

Pada segenggam asa nyang hilang

Terbang bersama sang elang

Luluh bersama sang embun terbawa siang



Dalam sebuah gubug ditengah sawah

Hempaskan hayalku dalam nyata

Tiada tanpa Ada

Angin bukan namanya angin jika tanpa hembusan

Hujan bukan hujan bila tanpa air

22 Juni 2004

"Hari Ini ....tahun yang lalu"

Hari ini ...tahun yang lalu, aku di lahirkan, di desa kecil di kawasan jawa tengah bagian barat...jalur pantura tepatnya di kabpaten tegal.

21 Juni 2004

Janji Allah

"Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalammya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat janji yang benar. Dan siapakah Yang lebih benar perkataannya dai pada Allah?" (QS: An Nisaa': 122)

18 Juni 2004

Yaasiin: 60-62

"Bukankah Aku (Allah) telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syeitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagikamu. Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak memikirkan?" (QS. Yaasiin: 60-62)

17 Juni 2004

"Renungkan"

Semua orang yang pernah singgah dalam hidup kita bagaikan manik-manik pembentuk mozaik catatan sejarah. Gambaran itu sebenarnya telah terbentuk, hanya saja tak pernah selesai. Atau kita salah lihat, sehingga seringkali tak bisa dinikmati keindahan karyanya.

Ambillah waktu sejenak untuk mengenang mereka yang pernah hadir dalam hidup anda. Kenanglah seluruh kebaikan mereka serta kebaikan yang mungkin tersembunyi di balik tabir kekecewaan. Mereka adalah orangtua dan guru, sanak dan kerabat, teman serta sahabat. Juga tiada salahnya mengenang mereka yang pernah kita anggap musuh dan pengkhianat. Atau yang tak pernah kita tahu nama dan wajahnya. Bagaimana pun mereka telah turut memahat pribadi kita; menyapukan tinta pada lukisan hidup kita; menyiangi tanaman jiwa kita.


Banyak orang keluar masuk dalam hidup kita. Ada yang melintas dalam segmen singkat, namun membekas keras. Ada yang telah lama berjalan beiringan, tetapi tak disadari arti kehadirannya. Ada pula yang begitu jauh di mata, sedangkan penampakannya melekat di hati. Ada yang datang pergi begitu saja seolah tak pernah ada.
 
Kenanglah dalam genangan cinta yang tak bertepi. Hanya dalam tatapan cintalah kita bisa memandang indahnya kehidupan ini. Karena tiada secuilpun hidup yang perlu disesali, maka hanya cinta dan kasih sayanglah jawabannya