semoga dalam dada ada rasa saling memiliki
semoga dalam hati masih ada saling serasa
semoga dalam ucap selalu ada ilah
"Lewat Baris Kata Kucoba Uraikan Makna dan Isi Hidup, Walau Terkadang Tak Dapat Engkau Mengerti, Namun Ku akan Coba Tuk Memahami Semua"
23 September 2004
22 September 2004
"Lama Hati Menanti Rembulan"
Lama hati menanti ketenangan
sudah lampau diri tersiksa
tertanam dalam liang-liang tanpa lobang
gelap tanpa keredupan
Lama hati ini menanti rembulan
saat gelap diantara puing-puing mentari
yang melepuh siang kemarin
.................
sudah lampau diri tersiksa
tertanam dalam liang-liang tanpa lobang
gelap tanpa keredupan
Lama hati ini menanti rembulan
saat gelap diantara puing-puing mentari
yang melepuh siang kemarin
.................
15 September 2004
Semalam Hanya Ada Bintang
Semalam hanya ada bintang
tanpa rembulan walau temaram
semalam hanya ada satu bintang
menerangi jagat penuh rona hitam
rembulan tlah terenggut
terbawa tangan halus ke persemayamannya
kita hanya bisa menunggu siang
walau tak tau apakah tak sekelam ini malam
namun ada mentari yang tlah memudar
hanya cukup tuk bersandar
dari gulita yang bersemayam
mengertilah...
dunia sudah merenta
dan tlah kau tusuk pula...
Makassar, 15 September 2004
tanpa rembulan walau temaram
semalam hanya ada satu bintang
menerangi jagat penuh rona hitam
rembulan tlah terenggut
terbawa tangan halus ke persemayamannya
kita hanya bisa menunggu siang
walau tak tau apakah tak sekelam ini malam
namun ada mentari yang tlah memudar
hanya cukup tuk bersandar
dari gulita yang bersemayam
mengertilah...
dunia sudah merenta
dan tlah kau tusuk pula...
Makassar, 15 September 2004
12 Agustus 2004
"Sejak Itu"
Sejak itu langit kelabu
sejak itu burunpun seakan enggan berkicau
angin tiada hembusan lagi
daun kering berguguran
bungapun tertunduk layu tanpa harum lagi
Lelah yang kuderita
membawaku ke alam penderitaan
tiada daya yang dapat ku pancarakan
hanya erangan yang seksekali aku dendangkan
Tubuhku remuk tanpa rupa
hanya nanar pandangan yang menjelma
lewati detik dan waktu
sembari sesali tiada henti
Sejak itu aku tersesat dirimba kehidupan
melangkah kaki jejak penuh duri
hingga darah dan nanah yang terjejaki
dan akhirnya....
aku rebah tak sadarkan diri...
Makassar, 12 Agustus 2004
sejak itu burunpun seakan enggan berkicau
angin tiada hembusan lagi
daun kering berguguran
bungapun tertunduk layu tanpa harum lagi
Lelah yang kuderita
membawaku ke alam penderitaan
tiada daya yang dapat ku pancarakan
hanya erangan yang seksekali aku dendangkan
Tubuhku remuk tanpa rupa
hanya nanar pandangan yang menjelma
lewati detik dan waktu
sembari sesali tiada henti
Sejak itu aku tersesat dirimba kehidupan
melangkah kaki jejak penuh duri
hingga darah dan nanah yang terjejaki
dan akhirnya....
aku rebah tak sadarkan diri...
Makassar, 12 Agustus 2004
10 Agustus 2004
"Kutahu Namun Ku Tak Mampu"
Sepekat harapan yang ada dalam dada
hanya tinggal gulita menemani
rintihan terdengar dalam kerinduan diri
terhimpit diantara luka dan derita
Kucuba berucap dalam diamku
kucoba tertawa dalam tangisku
hingga yang ada hanya kehampaan
dan kekosongan raga dan jiwa
Kuingin mendekat-Mu
namu...terasa ada tangan kekar mencegahku
mengalihkanku dari titik-Mu
hinga rebah tubuhku dalam kelam dinding hati
Ya Robb...
kutak mampu memdekat-Mu dalam tangan terbelenggu
kuhanya bisa sebut nama-Mu..dan kehampaan
Tuhan...
aku tahu namun ku tak mampu
hanya tinggal gulita menemani
rintihan terdengar dalam kerinduan diri
terhimpit diantara luka dan derita
Kucuba berucap dalam diamku
kucoba tertawa dalam tangisku
hingga yang ada hanya kehampaan
dan kekosongan raga dan jiwa
Kuingin mendekat-Mu
namu...terasa ada tangan kekar mencegahku
mengalihkanku dari titik-Mu
hinga rebah tubuhku dalam kelam dinding hati
Ya Robb...
kutak mampu memdekat-Mu dalam tangan terbelenggu
kuhanya bisa sebut nama-Mu..dan kehampaan
Tuhan...
aku tahu namun ku tak mampu
27 Juli 2004
Puisi 3
Tak Tahu
Kau yang kusayang
Walau hanya sebatas bayang
Senyumlah untukku
Karna itu begitu berarti bagiku
Kau yang kukasih
Walau hanya sebatas mimpi
Buailah hati ini dengan kasihmu
Karna tak sanggup slalu menunggu
Berikanlah sayangmu kini
Walau hanya dalam mimpi menjelang pagi
Kau yang kurindu
Walau hanya kuukir di kalbu
Karna tak sempat ucapkan rasa itu
Namun ijinkan aku selalu merindu
Dan biarkan bayangmu selalu menemaniku
Sepanjang hari sepanjang waktu
Makassar, 24 Juni 2001
Izinkan Aku
Izinkan aku untuk mencintaimu
Karna cinta tiadalah berkehendak
Walupun harus kubayar dengan rasa rindu
Aku rela untuk selalu menantimu
Walau seabad kan kutunngu
Izinkan aku selalu menyayang
Wlau kau hanya selintas bayang
Dalam gelap tanpa penerang
Walau hanya secercah cahaya lilin
Kau tenggelam dalam gulita
Yang tinggal impian semata
Biarkan angin berhembus pelan
Karna ia kan membawa kembali
Mimpi yang tlah lama hilang
Bersama rintik gerimis menjelang petang
Seusai terik mentari siang
Peja,kan matamu pelan
Rasakan detak jantungmu didada
Rasakan darahmu mengalir pelan
Tarik nafas panjang…lalu hempaskan
Kau kan rsakan kedamaian
Walau hanya dalam bayangan
Makassar, 29 Juni 2001
Yang Kurindu
Saat kau tinggalkan daku
Dimana daku sangat memerlukanmu saat itu
Kau berlalu tinggalkan diri ini ditepi simpang jalan
Hanya rindu yang kini aku punya
Dan hanya bayangmu yang kini slalu membayang
Dalam malammalam menjelang pagi
Kau yang kini tinngi diawan
Tak terjangkau lambaian tangan
Hanya suaramu sesekali terngiang
Menemani diriku dalam kepedihan
Kurindu dirimu dalam detik dan waktu
Kuingin dirimu hadir kembali dalam hidupku
Namun…serasa itu tak mungkin
Karna dirimu tlah begitu jauh
Kutatap gambarmu kala bersama
Saat suka dan duka kita lalui bersama
Namun kini kusendiri jalani hidup
Tanpa dirimu, sepi dan sunyi
Hanya gambarmu ini yang selalu menemaniku
Sunyi ….sepi….tanpa dirimu
Hanya bayangbayangmu yang selalu menemaniku dalam mimpimimpi menjelang pagiku
Makassar, 28 Juli 2001
Kutanya Pada Malam
Kutanya pada malam
saat sang bulan tiada benderang
saat bintang pun terasa menghilang
dimana kan kutemukan satu bayang-bayang
yang meneduhkanku dalam kebimbangan
dan memelukku dalam kedinginan
Kutanya pada malam
saat lelah menerpaku
manghantuiku setiap waktu
Tiadakah ini kan berlalu
meninggalkanku sendiri
tanpa kebimbangan dan keraguan lagi
walau sendiri meniti hidup ini
Yang aku tau sekarang
aku merindumu
tapi rinduku terbalut sepi
tanpa sosokmu pasti
Aku merindumu saat ini........
Makassar, 05 Juli 2003
Kau yang kusayang
Walau hanya sebatas bayang
Senyumlah untukku
Karna itu begitu berarti bagiku
Kau yang kukasih
Walau hanya sebatas mimpi
Buailah hati ini dengan kasihmu
Karna tak sanggup slalu menunggu
Berikanlah sayangmu kini
Walau hanya dalam mimpi menjelang pagi
Kau yang kurindu
Walau hanya kuukir di kalbu
Karna tak sempat ucapkan rasa itu
Namun ijinkan aku selalu merindu
Dan biarkan bayangmu selalu menemaniku
Sepanjang hari sepanjang waktu
Makassar, 24 Juni 2001
Izinkan Aku
Izinkan aku untuk mencintaimu
Karna cinta tiadalah berkehendak
Walupun harus kubayar dengan rasa rindu
Aku rela untuk selalu menantimu
Walau seabad kan kutunngu
Izinkan aku selalu menyayang
Wlau kau hanya selintas bayang
Dalam gelap tanpa penerang
Walau hanya secercah cahaya lilin
Kau tenggelam dalam gulita
Yang tinggal impian semata
Biarkan angin berhembus pelan
Karna ia kan membawa kembali
Mimpi yang tlah lama hilang
Bersama rintik gerimis menjelang petang
Seusai terik mentari siang
Peja,kan matamu pelan
Rasakan detak jantungmu didada
Rasakan darahmu mengalir pelan
Tarik nafas panjang…lalu hempaskan
Kau kan rsakan kedamaian
Walau hanya dalam bayangan
Makassar, 29 Juni 2001
Yang Kurindu
Saat kau tinggalkan daku
Dimana daku sangat memerlukanmu saat itu
Kau berlalu tinggalkan diri ini ditepi simpang jalan
Hanya rindu yang kini aku punya
Dan hanya bayangmu yang kini slalu membayang
Dalam malammalam menjelang pagi
Kau yang kini tinngi diawan
Tak terjangkau lambaian tangan
Hanya suaramu sesekali terngiang
Menemani diriku dalam kepedihan
Kurindu dirimu dalam detik dan waktu
Kuingin dirimu hadir kembali dalam hidupku
Namun…serasa itu tak mungkin
Karna dirimu tlah begitu jauh
Kutatap gambarmu kala bersama
Saat suka dan duka kita lalui bersama
Namun kini kusendiri jalani hidup
Tanpa dirimu, sepi dan sunyi
Hanya gambarmu ini yang selalu menemaniku
Sunyi ….sepi….tanpa dirimu
Hanya bayangbayangmu yang selalu menemaniku dalam mimpimimpi menjelang pagiku
Makassar, 28 Juli 2001
Kutanya Pada Malam
Kutanya pada malam
saat sang bulan tiada benderang
saat bintang pun terasa menghilang
dimana kan kutemukan satu bayang-bayang
yang meneduhkanku dalam kebimbangan
dan memelukku dalam kedinginan
Kutanya pada malam
saat lelah menerpaku
manghantuiku setiap waktu
Tiadakah ini kan berlalu
meninggalkanku sendiri
tanpa kebimbangan dan keraguan lagi
walau sendiri meniti hidup ini
Yang aku tau sekarang
aku merindumu
tapi rinduku terbalut sepi
tanpa sosokmu pasti
Aku merindumu saat ini........
Makassar, 05 Juli 2003
Puisi 2
Sepenggal Harapan
Sepenggalan harapan yang kupendam
Adalah tuk bersama denganmu
Walau harus kusebrangi lautan
Atau kudatangi bentangan awan
Aku takkan pedulikan
Setiap saat setiap waktu
Bayang wajahmu slalu dihatiku
Tersenyum, membawa lupakan waktu
Alunan suaramu jadi teman setiaku
Menghantarkanku kealam seribu janji
Sayang akankah dirimu
Kan hadir dihadapanku
Walau hanya sepenggal waktu
Itukan berarti sangat untukku
Makassar, 29 Mei 2001
Jangan Kau Pendam
Andai….
Ada rasa sayang
Katakanlah sayang
Karna jika esok
Mungkin…dia tlah berpunya
Andai dihatimu ada rasa rindu
Ucapkanlah dahulu
Karna andai hari berlalu
Mungkin esok hanya ada cemburu
Andai ada rasa cinta
Untuk apa kau pendam
Hanya kan jadi sesak di dada
Biar orang kan kata apa
Karna cinta tak kenal kasta
Sayang dia apa adanya
Jangan sakiti hatinya
Karna itu kan jadi sesak didada
Dan pilu dahati
Sayang dia apa adanya
Dan ucapkan itu sekarang
Makassar, 4 Juni 2001
Sepanjang Jalan
Sepanjang jalan ini tlah kutelusuri
Namun jejakmu tak kutemui
Hanya bayangmu sesekali melintas
Di ujung jalan ditemaram rintik hujan
Tlah kusemai benih sayang
Namun yang kupetik penderitaan
Tlah kutabur rasa rindu
Namun yang kugenggam pilu
Andai angin kan membawaku kesana
Pastikan kubersandar dalam hembusnya
Ku kan coba pahami arti diri
Mungkinkah hati ini kan kembali
Kan kubiarkan rasa itu musnah dikikis musim semi
Karna esok mentari bersinar asri
Mambawa diri dalam impian hati
Makassar, 5 Juni 2001
Kasih
Kasih,…….
Kau yang beri udara dalam nafas cintaku
Kau yang beri warna dalam lukisan asmaraku
Kau yang beri air dalam kolam kalbuku
Kau yang beri cinta dalam asmar dan rinduku
Makassar, 9 Juni 2001
Kasih dalam Syair
Malam kian larut
Dan saat ini aku makin merindumu
Rindu akan senyum dan tawamu
Kulalui harihari tanpa hadirmu
Kupijaki waktu demi waktu
Tanpa dirimu disisiku……
Makassar, Juni 2001
Sepenggalan harapan yang kupendam
Adalah tuk bersama denganmu
Walau harus kusebrangi lautan
Atau kudatangi bentangan awan
Aku takkan pedulikan
Setiap saat setiap waktu
Bayang wajahmu slalu dihatiku
Tersenyum, membawa lupakan waktu
Alunan suaramu jadi teman setiaku
Menghantarkanku kealam seribu janji
Sayang akankah dirimu
Kan hadir dihadapanku
Walau hanya sepenggal waktu
Itukan berarti sangat untukku
Makassar, 29 Mei 2001
Jangan Kau Pendam
Andai….
Ada rasa sayang
Katakanlah sayang
Karna jika esok
Mungkin…dia tlah berpunya
Andai dihatimu ada rasa rindu
Ucapkanlah dahulu
Karna andai hari berlalu
Mungkin esok hanya ada cemburu
Andai ada rasa cinta
Untuk apa kau pendam
Hanya kan jadi sesak di dada
Biar orang kan kata apa
Karna cinta tak kenal kasta
Sayang dia apa adanya
Jangan sakiti hatinya
Karna itu kan jadi sesak didada
Dan pilu dahati
Sayang dia apa adanya
Dan ucapkan itu sekarang
Makassar, 4 Juni 2001
Sepanjang Jalan
Sepanjang jalan ini tlah kutelusuri
Namun jejakmu tak kutemui
Hanya bayangmu sesekali melintas
Di ujung jalan ditemaram rintik hujan
Tlah kusemai benih sayang
Namun yang kupetik penderitaan
Tlah kutabur rasa rindu
Namun yang kugenggam pilu
Andai angin kan membawaku kesana
Pastikan kubersandar dalam hembusnya
Ku kan coba pahami arti diri
Mungkinkah hati ini kan kembali
Kan kubiarkan rasa itu musnah dikikis musim semi
Karna esok mentari bersinar asri
Mambawa diri dalam impian hati
Makassar, 5 Juni 2001
Kasih
Kasih,…….
Kau yang beri udara dalam nafas cintaku
Kau yang beri warna dalam lukisan asmaraku
Kau yang beri air dalam kolam kalbuku
Kau yang beri cinta dalam asmar dan rinduku
Makassar, 9 Juni 2001
Kasih dalam Syair
Malam kian larut
Dan saat ini aku makin merindumu
Rindu akan senyum dan tawamu
Kulalui harihari tanpa hadirmu
Kupijaki waktu demi waktu
Tanpa dirimu disisiku……
Makassar, Juni 2001
Puisi 1
Sepi…..rindu
Makassar, 27 Januari 2002
Kembali ku ingat dirimu
seperti hari-hari kemarin
tanpa dirimu disisi
hanya bayangmu selalu menepi
dalam dinding-dinding hati
Kurindu dirimu temani
dihari-hari sepi ini
namun kutahu pasti
tak semudah dalam sepi
sepi dalam rindu ini
Waktu begitu pelan tersaji
temani daku di ujung hari
lewati waktu-waktu tak bertepi
yang kembali buntu dalam sendiri
Aku rindu saat ini
Sajak Cinta
Makassar, 02 Februari 2002
Sajak ini ini sajak cinta
Kutulis saat pagi ceria
Saat mentari memadu cinta
Pada bumi mendamba cahaya
Sajak ini sajak cinta
Kutulis saat embun menggantung
Diatas daun hijau merimba
Pada ranting yang melambai pelan
Sajak ini sajak cinta
Kurangkai lewat alur nafasku
Yang pelan menanti sosok bayangmu
Pada mimpi-mimpi malamku
Sajak ini sajak asmara
Kurangkai saat hati belajar meronta
Saat rindu terhalang waktu dan tempat
Pda dindingdinding renta
Sajak ini sajak cinta
Sajak asmara
Cintaku asmaramu
Asmaraku cintamu
Satu
Moy
Makassar, 05 Februari 2002
Moy,
Detik begitu lama berdetak
Menit, jam dan haripun lamban
Seakan enggan beranjak dari tempat
Terpaku dalam helaan nafas panjang
Moy,
Begitu berat hari kulalui
Tanpa dirimu disisi
Hanya bayangmu yang slalu menghampiri
Lewat khayal dan alam mimpi
Seumpama kau ada disisi
Kan kurengkuh dirimu pasti
Kan kucurahkan semua isi hati
Kan ku hiasi dirimu dengan lagu dan puisi
Dan harumnya semerbak melati
Moy,
Aku tahu aku merindumu
Sedalam batin sedalam kalbu
Saat ini aku juga tahu
Hanya bisa memujamu
Dan mematrinya dalam baitbait rindu
Moy,
Aku rindu serindurindunya
Hempas
Makassar, 07 Februari 2002
Dalam sebuah gubug ditengah sawah
Semilir angin meninabobokan batangbatang padi
Berbantal pematang rindukan dendang
Lagu gembala menyanjung alam
Dalam sebuah gubug ditengah sawah
Gemercik air mengalir pelan
Pada segenggam asa nyang hilang
Terbang bersama sang elang
Luluh bersama sang embun terbawa siang
Dalam sebuah gubug ditengah sawah
Hempaskan hayalku dalam nyata
Tiada tanpa Ada
Angin bukan namanya angin jika tanpa hembusan
Hujan bukan hujan bila tanpa air
Makassar, 27 Januari 2002
Kembali ku ingat dirimu
seperti hari-hari kemarin
tanpa dirimu disisi
hanya bayangmu selalu menepi
dalam dinding-dinding hati
Kurindu dirimu temani
dihari-hari sepi ini
namun kutahu pasti
tak semudah dalam sepi
sepi dalam rindu ini
Waktu begitu pelan tersaji
temani daku di ujung hari
lewati waktu-waktu tak bertepi
yang kembali buntu dalam sendiri
Aku rindu saat ini
Sajak Cinta
Makassar, 02 Februari 2002
Sajak ini ini sajak cinta
Kutulis saat pagi ceria
Saat mentari memadu cinta
Pada bumi mendamba cahaya
Sajak ini sajak cinta
Kutulis saat embun menggantung
Diatas daun hijau merimba
Pada ranting yang melambai pelan
Sajak ini sajak cinta
Kurangkai lewat alur nafasku
Yang pelan menanti sosok bayangmu
Pada mimpi-mimpi malamku
Sajak ini sajak asmara
Kurangkai saat hati belajar meronta
Saat rindu terhalang waktu dan tempat
Pda dindingdinding renta
Sajak ini sajak cinta
Sajak asmara
Cintaku asmaramu
Asmaraku cintamu
Satu
Moy
Makassar, 05 Februari 2002
Moy,
Detik begitu lama berdetak
Menit, jam dan haripun lamban
Seakan enggan beranjak dari tempat
Terpaku dalam helaan nafas panjang
Moy,
Begitu berat hari kulalui
Tanpa dirimu disisi
Hanya bayangmu yang slalu menghampiri
Lewat khayal dan alam mimpi
Seumpama kau ada disisi
Kan kurengkuh dirimu pasti
Kan kucurahkan semua isi hati
Kan ku hiasi dirimu dengan lagu dan puisi
Dan harumnya semerbak melati
Moy,
Aku tahu aku merindumu
Sedalam batin sedalam kalbu
Saat ini aku juga tahu
Hanya bisa memujamu
Dan mematrinya dalam baitbait rindu
Moy,
Aku rindu serindurindunya
Hempas
Makassar, 07 Februari 2002
Dalam sebuah gubug ditengah sawah
Semilir angin meninabobokan batangbatang padi
Berbantal pematang rindukan dendang
Lagu gembala menyanjung alam
Dalam sebuah gubug ditengah sawah
Gemercik air mengalir pelan
Pada segenggam asa nyang hilang
Terbang bersama sang elang
Luluh bersama sang embun terbawa siang
Dalam sebuah gubug ditengah sawah
Hempaskan hayalku dalam nyata
Tiada tanpa Ada
Angin bukan namanya angin jika tanpa hembusan
Hujan bukan hujan bila tanpa air
Puisi 1
Sepi…..rindu
Makassar, 27 Januari 2002
Kembali ku ingat dirimu
seperti hari-hari kemarin
tanpa dirimu disisi
hanya bayangmu selalu menepi
dalam dinding-dinding hati
Kurindu dirimu temani
dihari-hari sepi ini
namun kutahu pasti
tak semudah dalam sepi
sepi dalam rindu ini
Waktu begitu pelan tersaji
temani daku di ujung hari
lewati waktu-waktu tak bertepi
yang kembali buntu dalam sendiri
Aku rindu saat ini
Sajak Cinta
Makassar, 02 Februari 2002
Sajak ini ini sajak cinta
Kutulis saat pagi ceria
Saat mentari memadu cinta
Pada bumi mendamba cahaya
Sajak ini sajak cinta
Kutulis saat embun menggantung
Diatas daun hijau merimba
Pada ranting yang melambai pelan
Sajak ini sajak cinta
Kurangkai lewat alur nafasku
Yang pelan menanti sosok bayangmu
Pada mimpi-mimpi malamku
Sajak ini sajak asmara
Kurangkai saat hati belajar meronta
Saat rindu terhalang waktu dan tempat
Pda dindingdinding renta
Sajak ini sajak cinta
Sajak asmara
Cintaku asmaramu
Asmaraku cintamu
Satu
Moy
Makassar, 05 Februari 2002
Moy,
Detik begitu lama berdetak
Menit, jam dan haripun lamban
Seakan enggan beranjak dari tempat
Terpaku dalam helaan nafas panjang
Moy,
Begitu berat hari kulalui
Tanpa dirimu disisi
Hanya bayangmu yang slalu menghampiri
Lewat khayal dan alam mimpi
Seumpama kau ada disisi
Kan kurengkuh dirimu pasti
Kan kucurahkan semua isi hati
Kan ku hiasi dirimu dengan lagu dan puisi
Dan harumnya semerbak melati
Moy,
Aku tahu aku merindumu
Sedalam batin sedalam kalbu
Saat ini aku juga tahu
Hanya bisa memujamu
Dan mematrinya dalam baitbait rindu
Moy,
Aku rindu serindurindunya
Hempas
Makassar, 07 Februari 2002
Dalam sebuah gubug ditengah sawah
Semilir angin meninabobokan batangbatang padi
Berbantal pematang rindukan dendang
Lagu gembala menyanjung alam
Dalam sebuah gubug ditengah sawah
Gemercik air mengalir pelan
Pada segenggam asa nyang hilang
Terbang bersama sang elang
Luluh bersama sang embun terbawa siang
Dalam sebuah gubug ditengah sawah
Hempaskan hayalku dalam nyata
Tiada tanpa Ada
Angin bukan namanya angin jika tanpa hembusan
Hujan bukan hujan bila tanpa air
Makassar, 27 Januari 2002
Kembali ku ingat dirimu
seperti hari-hari kemarin
tanpa dirimu disisi
hanya bayangmu selalu menepi
dalam dinding-dinding hati
Kurindu dirimu temani
dihari-hari sepi ini
namun kutahu pasti
tak semudah dalam sepi
sepi dalam rindu ini
Waktu begitu pelan tersaji
temani daku di ujung hari
lewati waktu-waktu tak bertepi
yang kembali buntu dalam sendiri
Aku rindu saat ini
Sajak Cinta
Makassar, 02 Februari 2002
Sajak ini ini sajak cinta
Kutulis saat pagi ceria
Saat mentari memadu cinta
Pada bumi mendamba cahaya
Sajak ini sajak cinta
Kutulis saat embun menggantung
Diatas daun hijau merimba
Pada ranting yang melambai pelan
Sajak ini sajak cinta
Kurangkai lewat alur nafasku
Yang pelan menanti sosok bayangmu
Pada mimpi-mimpi malamku
Sajak ini sajak asmara
Kurangkai saat hati belajar meronta
Saat rindu terhalang waktu dan tempat
Pda dindingdinding renta
Sajak ini sajak cinta
Sajak asmara
Cintaku asmaramu
Asmaraku cintamu
Satu
Moy
Makassar, 05 Februari 2002
Moy,
Detik begitu lama berdetak
Menit, jam dan haripun lamban
Seakan enggan beranjak dari tempat
Terpaku dalam helaan nafas panjang
Moy,
Begitu berat hari kulalui
Tanpa dirimu disisi
Hanya bayangmu yang slalu menghampiri
Lewat khayal dan alam mimpi
Seumpama kau ada disisi
Kan kurengkuh dirimu pasti
Kan kucurahkan semua isi hati
Kan ku hiasi dirimu dengan lagu dan puisi
Dan harumnya semerbak melati
Moy,
Aku tahu aku merindumu
Sedalam batin sedalam kalbu
Saat ini aku juga tahu
Hanya bisa memujamu
Dan mematrinya dalam baitbait rindu
Moy,
Aku rindu serindurindunya
Hempas
Makassar, 07 Februari 2002
Dalam sebuah gubug ditengah sawah
Semilir angin meninabobokan batangbatang padi
Berbantal pematang rindukan dendang
Lagu gembala menyanjung alam
Dalam sebuah gubug ditengah sawah
Gemercik air mengalir pelan
Pada segenggam asa nyang hilang
Terbang bersama sang elang
Luluh bersama sang embun terbawa siang
Dalam sebuah gubug ditengah sawah
Hempaskan hayalku dalam nyata
Tiada tanpa Ada
Angin bukan namanya angin jika tanpa hembusan
Hujan bukan hujan bila tanpa air
22 Juni 2004
"Hari Ini ....tahun yang lalu"
Hari ini ...tahun yang lalu, aku di lahirkan, di desa kecil di kawasan jawa tengah bagian barat...jalur pantura tepatnya di kabpaten tegal.
21 Juni 2004
Janji Allah
"Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalammya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat janji yang benar. Dan siapakah Yang lebih benar perkataannya dai pada Allah?" (QS: An Nisaa': 122)
18 Juni 2004
Yaasiin: 60-62
"Bukankah Aku (Allah) telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syeitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagikamu. Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak memikirkan?" (QS. Yaasiin: 60-62)
17 Juni 2004
"Renungkan"
Semua orang yang pernah singgah dalam hidup kita bagaikan manik-manik pembentuk mozaik catatan sejarah. Gambaran itu sebenarnya telah terbentuk, hanya saja tak pernah selesai. Atau kita salah lihat, sehingga seringkali tak bisa dinikmati keindahan karyanya.
Ambillah waktu sejenak untuk mengenang mereka yang pernah hadir dalam hidup anda. Kenanglah seluruh kebaikan mereka serta kebaikan yang mungkin tersembunyi di balik tabir kekecewaan. Mereka adalah orangtua dan guru, sanak dan kerabat, teman serta sahabat. Juga tiada salahnya mengenang mereka yang pernah kita anggap musuh dan pengkhianat. Atau yang tak pernah kita tahu nama dan wajahnya. Bagaimana pun mereka telah turut memahat pribadi kita; menyapukan tinta pada lukisan hidup kita; menyiangi tanaman jiwa kita.
Banyak orang keluar masuk dalam hidup kita. Ada yang melintas dalam segmen singkat, namun membekas keras. Ada yang telah lama berjalan beiringan, tetapi tak disadari arti kehadirannya. Ada pula yang begitu jauh di mata, sedangkan penampakannya melekat di hati. Ada yang datang pergi begitu saja seolah tak pernah ada.
Kenanglah dalam genangan cinta yang tak bertepi. Hanya dalam tatapan cintalah kita bisa memandang indahnya kehidupan ini. Karena tiada secuilpun hidup yang perlu disesali, maka hanya cinta dan kasih sayanglah jawabannya
Ambillah waktu sejenak untuk mengenang mereka yang pernah hadir dalam hidup anda. Kenanglah seluruh kebaikan mereka serta kebaikan yang mungkin tersembunyi di balik tabir kekecewaan. Mereka adalah orangtua dan guru, sanak dan kerabat, teman serta sahabat. Juga tiada salahnya mengenang mereka yang pernah kita anggap musuh dan pengkhianat. Atau yang tak pernah kita tahu nama dan wajahnya. Bagaimana pun mereka telah turut memahat pribadi kita; menyapukan tinta pada lukisan hidup kita; menyiangi tanaman jiwa kita.
Banyak orang keluar masuk dalam hidup kita. Ada yang melintas dalam segmen singkat, namun membekas keras. Ada yang telah lama berjalan beiringan, tetapi tak disadari arti kehadirannya. Ada pula yang begitu jauh di mata, sedangkan penampakannya melekat di hati. Ada yang datang pergi begitu saja seolah tak pernah ada.
Kenanglah dalam genangan cinta yang tak bertepi. Hanya dalam tatapan cintalah kita bisa memandang indahnya kehidupan ini. Karena tiada secuilpun hidup yang perlu disesali, maka hanya cinta dan kasih sayanglah jawabannya
Langganan:
Postingan (Atom)